Seorang pemburu bernama Theunis Botha merupakan salah satu pemburu terkenal di Zimbabwe, Afrika. Pada minggu lalu, ia bersama rekan-rekannya sengaja ke Desa Gwai, Zimbabwe untuk memburu kawanan gajah.
Menyadari ancaman tersebut, gajah-gajah itu berlarian menuju arah Botha dan teman-temannya. Botha melepaskan dua tembakan yang meleset.
Salah satu gajah berhasil menangkap pria itu dengan belalainya dan mengangkatnya ke udara. Seorang pemburu menembak gajah itu, berharap tembakan tersebut dapat menjatuhkan Botha dan memberikan ia kesempatan melarikan diri.
Tembakan itu terbukti berakibat fatal. Saat gajah itu ambruk, Botha terjatuh lebih dahulu dan ditimpa oleh gajah yang terbunuh. BBC Selasa (24/5/2017) melansir, tubuh Botha hancur di bawah gencetan gajah yang ia buru.
Perburuan menjadi kontroversial karena beberapa alasan. Meski ada yang berpendapat bahwa perburuan yang dikelola dengan hati-hati memberikan manfaat ekologis, namun sebagian besar perburuan tersebut justru berakhir dengan membunuh spesies yang rentan.
Kematian tersebut menunjukkan bahwa satwa liar seharusnya tidak diremehkan. Jika seseorang memutuskan untuk mencoba membunuh mereka, mereka akan menentang dan berusaha mati-matian mempertahankan diri.
Botha mungkin seorang pemburu terkenal di wilayah tersebut. Bahkan ia sering berkelana ke Amerika Serikat untuk mendorong orang Amerika berpenghasilan tingi bergabung dalam olahraga tersebut.
Akan tetapi, kematiannya membuktikan bahwa dirinya bukan siapa-siapa bila berhadapan dengan kekuatan alam. Kematiannya pun bukan kematian pemburu pertama dalam perburuan tahun ini.
Salah satu teman Botha, Scott van Zyl, tewas dimangsa hidup-hidup oleh buaya di tepi Sungai Limpopo ketika sedang membidik hewan yang akan ia tembak.