Inspirasi

Kesehatan

Horor

Recent Posts

Akibat Selalu Menutup Mata Saat Berhubungan Intim

Add Comment

Seorang wanita, kerap berhubungan intim dengan penutup mata menjadi terkejut. Sehingga membuatnya harus memperkarakan ke meja pengadilan.

Sebuah kasus unik terjadi dalam sebuah sidang di pengadilan Inggris yang sedang berlangsung. The Telegraph, Kamis (10/9/2015), memberitakan tentang kasus seorang wanita yang melaporkan pacarnya yang ternyata seorang wanita.

Dalam laporannya, wanita itu mengatakan kerap melakukan hubungan intim dengan seorang pria bernama Kye Fortune. Yang mengaku sedang dalam proses pemulihan dari penyakit tumor otak dan tak ingin bekas luka operasinya dilihat. Sehingga meminta si wanita untuk selalu menutup matanya saat bermesraan.

Namun wanita itu menyadari bahwa pria kekasihnya itu ternyat adalah temannya sendiri, Gayle Newland (25 tahun), yang telah membujuknya untuk memakai penutup mata selama hubungan seksual mereka.

Gayle yang juga wanita dituduh menggunakan kelamin pria palsu selama berhubungan.Newland, yang berasal Willaston, Cheshire, kini diadili di Pengadilan Chester. Dalam persidangan, dia menyangkal lima tuduhan serangan seksual yang terjadi antara Februari dan Juni 2013.

Kisah Nyata, Sadar Dari Koma Mendadak Bisa Bahasa China

Add Comment

Untuk menguasai suatu bahasa bukanlah hal mudah. Perlu waktu yang lama dan kemauan keras untuk menguasainya. Namun rupanya hal tersebut tidak berlaku bagi Ben Mc Mahon.

Tiba-tiba saja pria berusia 21 tahun itu mampu menguasai bahasa China. Meski ia pernah belajar bahasa china  namun ia tidak mampu menguasai sebelumnya.

Ternyata kemampuannya itu bermula setelah ia bangun dari koma selama seminggu. Sulit dipercaya tpi itulah yang terjadi padanya. Dengan kemampuannya itu kini Ben menjalani karirnya sebagai host di televisi Mandarin yaitu Au My Ga.

Ben mengalami koma sekitar 17 bulan yang lalu akibat kecelakaan yang menimpanya. Saat itu ia sedang keluar dari rumahnya di Melbourne, AUstralia. Tragisnya kecelakaan yang menimpanya membuat ia hilang kesadaran penuh. Ajaibnya setelah mengalami koma selama seminggu ia sadar dan tiba-tiba ia sudah mampu berkomunikasi menggunakan bahasa mandarin.

“Pandangan saya masih kabur saat itu. Tapi ketika saya terbangun dan melihat bahwa perawatnya adalah Cina, saya pikir sedang berada di China,” ujar Ben kepada The Herald Sun, seperti dilansir Nydailynews.com. Ben juga merasa otak dan tubuhnya tidak berada di satu tempat. Otak di sebuah tempat, tubuh di tempat yang lain. Seperti mimpi.

Sebelumnya Ben memang telah belajar saat mendapat mata kuliah Bahasa mandarin di kampusnya tapi tidak fasih. Kemampuan berbahasa mandarinnya justru didapat setelah bangun dari komanya.

Keajaiban yang didapat rupanya memberikan anugrah lain padanya. Ben selanjutnya dipercaya untuk mengisi sebuah program televisi berbahasa Cina: “Au My Ga” (Oh My God).

Selain sebagai pembaca acara, secara tidak langsung, kemampuan Ben berbahasa Mandarin ini memudahkan ekspatriat Cina di Melbourne untuk memahami tradisi dan budaya Australia, termasuk kuliner, komunikasi, dan juga hiburan.

“Acara ini bertujuan untuk mempromosikan dan memajukan pemahaman antara Cina dan Australia.” Ben McMahon yang tiba-tiba fasih berbahasa Cina setelah bangun dari koma, juga bekerja sebagai pemandu wisata berbahasa Cina di Melbourne.

Wanita Aneh, Pilih Jadi Buta Hanya Karena Malas Disapa Orang

Add Comment

Selain disebut mahluk individu namun manusia juga disebut makhluk sosial. Sehingga manusia butuh akan orang lain dan butuh saling berinteraksi dengan sesama manusia. Hasil interaksi yang akhirnya memunculkan kelompok-kelompok.

Karena sifat manusia sebagai makhluk sosial maka manusia akan merasa kesepian bila hidup sendiri. Namun rupanya hal itu tidak berlaku dengan wanita berusia 57 tahun ini. Ia justru memilih menjadi orang buta karena tidak suka disapa orang. Tidak ada yang mengira bahwa ternyata ia hanya berpura-pura buta.

Cerita wanita bernama Carmen Jimenez ini bermula ketika ia mendapat musibah kecelakaan yang terjadi 28 tahun lalu. Sejak itu ia memutuskan untuk menjadi oang buta. Tidak ada yang menyangka ulahnya bahkan keluarganya. Hingga akhirnya terbongkar dan membuat semua terkejut termasuk suaminya.

Seperti dilansir dari Oddity Central, Kamis (29/6/2017), Jimenez menjelaskan kalau dia mengaku buta karena lelah harus menyapa orang-orang yang sedang tidak ingin diajaknya bicara.

“Saya lelah bertemu orang-orang di jalan dan berhenti untuk mengatakan halo. Saya tipe yang memang tidak terlalu suka bersosialisasi dengan orang-orang,” terangnya.

Dengan berpura-pura menjadi perempuan buta, memakai kaca mata dan berjalan dengan bantuan tongkat, Jimenez berharap bisa menghindari semua tanggung jawab sosial tersebut.

Namun begitu, Hay Noticia adalah satu-satunya media yang memberitakan kisah ini. Banyak pembaca tidak percaya kalau berita ini sungguhan. Sebab bagaimana mungkin, ada orang yang berpura-pura buta tanpa ketahuan selama 28 tahun?

Apalagi di Spanyol, ada kebijakan dari pemerintah untuk memberikan pendanaan khusus kepada penderita tuna netra. Muncul pertanyaan apa pemerintah sebegitu teledornya sehingga tidak melakukan tes lebih dulu sebelum memberikan bantuan dana.

Jika pun kisah ini benar adanya, berarti Jimenez akan menghadapi gugatan hukum yang serius. Pasalnya dia sudah menipu negara untuk mengucurkan sejumlah dana untuknya selama hampir 30 tahun.

Mukjizat dan Kisah Nabi Idris As

Add Comment


Nabi Idris As adalah Nabi ke 2 dari 25 Nabi yang mahsyur di dalam sejarah para Nabi. Nabi Idris AS yang memiliki nama asli Khanukh (Akhnuk) adalah keturunan ke 6 dari Nabi Adam As. Silsilah lengkapnya adalah sebagai berikut, Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusy bin Syits bin Adam.

Idris As diperkirakan lahir sekitar 4533-4188 SM. Diriwayatkan bahwa Idris As lahir dan tinggal di Babil, Irak. Ia diutus sebagai Nabi kepada kaumnya yang bernama Bani Qabil dan Memfis. Namun ada juga riwayat lagi yang mengatakan bahwa Idris As lahir di daerah Munaf, Mesir.

Ia dipanggil Idris yang berasal dari kata "Darosa" dalam bahasa Arab yang artinya belajar. Ia dijuluki demikian karena kemampuannya dalam mempelajari berbagai ilmu.

Menurut kitab tafsir, ia hidup 1.000 tahun setelah Adam wafat. Sedangkan dalam buku yang berjudul Qashash al-Anbiyya karya Ibnu Katsir dituliskan bahwa Idris hidup bersama Adam selama 308 tahun.

KELEBIHAN NABI IDRIS AS

1. MENGUASAI BERBAGAI ILMU
Nabi Idris As dianugerahi kepandaian dalam berbagai disiplin ilmu dan kemahiran, serta kemampuan untuk menciptakan alat-alat untuk mempermudah pekerjaan manusia. Dalam beberapa kisah dikatakan bahwa Idris sebagai nabi pertama yang mengenal tulisan,menguasai berbagai bahasa, ilmu perhitungan, ilmu alam, astronomi, dan lain sebagainya. Menurut Ibnu Ishaq, Nabi Idris adalah orang yang pertama kali menulis dengan pena, menjahit baju dan memakainya, dan manusia yang mengerti masalah medis.

2. DIANGKAT KE LANGIT. 
”dan ceritakanlah (hai muhammad kepada mereka, kisah) Idris yang terdapat tersebut di dalam Al Qur an. Sesungguhnya ia merupakan orang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan kami telah mengangkatnya ke tempat yang tinggi (Qs. 19 : 56 – 57).

Mujahid menjelaskan tentang ayat tersebut bahwa Nabi Idris ‘alaihissalam diangkat ke langit dalam keadaan tidak mati seperti Nabi Isa ‘alaihissalam (Tafsir Ath-Thabari, 72:16 dengan sanad yang shahih). 

Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahwa Nabi Idris wafat saat dia sedang berada di langit keempat ditemani oleh seorang malaikat dan ia hidup sampai usia 82 tahun.


3. MEMBACA NASIB. 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan dalam hadis sesuatu yang mengisyaratkan tentang sifat Nabi Idris ‘alaihissalam. Beliau bersabda:

“Adalah seorang nabi dari para nabi yang bisa membaca garis nasib, maka barang siapa yang mampu melakukannya, maka hal itu boleh baginya.” (HR. Muslim)

Sebagian ahli ilmu mengatakan bahwa nabi yang dimaksud (dalam hadis di atas) adalah Nabi Idris ‘alaihissalam. 

Imam Nawawi menjelaskan tentang hadis ini, “Maksud yang sesungguhnya menggaris nasib itu hukumnya haram, dikarenakan hal itu tidaklah dilakukan kecuali dengan syarat harus dengan ilmu yang pasti dan mencocoki, dan tidak ada bagi kita. Adapun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyebutkan hukumnya, supaya tidak salah tafsir bahwa apa yang dilakukan nabi tersebut haram, karena memang nabi tersebut punya ilmunya sehingga boleh melakukannya. Adapun kita tidak punya ilmu tentangnya.” (Syarh Muslim, 5:21)

4. GAGAH BERANI 
Idris AS adalah Nabi yang gagah berani tak takut mati, tak gentar kepada siapa saja, terutama dalam menyadarkan keturunan Qabil-Iqlima yang saat itu penuh dengan kesesatan. Karena keberaniannya ia mendapat gelar "Asadul Usud" alias “Singanya para singa” dari Allah swt.

Kepada kaumnya, Idris diperintahkan memberantas kebiasaan melakukan kenistaan. Idris ditugaskan untuk membenahi pekerti rendah, zalim terhadap sesama, suka permusuhan, serta suka berbuat kerusakan.

5. PENJAHIT PAKAIAN PERTAMA KALI
Nabi Idris as ialah orang yang pertama pandai memotong dan menjahit pakaiannya. Orang-orang sebelumnya konon hanya mengenakan kulit binatang secara sederhana dan apa adanya untuk dijadikan penutup aurat. Nabi idris as diyakini sebagai seorang penjahit berdasarkan hadist, Ibnu Abbas berkata, ”Dawud adalah seorang pembuat perisai, Adam seorang petani, Nuh seorang tukang kayu, idris seorang penjahit dan musa adalah penggembala” (dari Al-Hakim)

6. NABI PERTAMA YANG BERTEMU NABI MUHAMMAD SAW
Nabi Idris as disebutkan dalam sebuah hadist sebagai salah seorang dari nabi-nabi pertama yang berbicara dengan Nabi Muhammad SAW dalam salah satu surga selama Mi’raj. 

Diriwayatkan dari Abbas bin Malik:
"... Gerbang telah terbuka, dan ketika aku pergi ke surga keempat, di sana aku melihat Idris. Jibril berkata (kepadaku), "Ini adalah Idris; berilah dia salammu." Maka aku mengucapkan salam kepadanya, dan ia mengucapkan, "Selamat datang, wahai saudaraku yang alim dan nabi yang saleh." sebagai balasan salamnya kepadaku." (Sahih Bukhari 5:58:227)

7. AHLI PERBINTANGAN
Nama Nabi Idris sendiri berasal dari kata Darasa yang artinya belajar. Idris memang sangat rajin mengkaji ajaran Allah swt yang diturunkan kepada Adam dan Nabi Syits, bahkan yang langsung kepada dirinya. Nabi Idris juga sangat tekun mengkaji fenomena alam semesta, yang semua merupakan ayat dan pertanda dari Tuhannya. Tidak heran bila ia dijuluki "Harmasu al-Haramisah"(Ahlinya perbintangan).

Demikianlah kisah dan kelebihan Nabi Idris As yang tidak banyak diketahui, semoga bermanfaat.



Kumpulan Pilihan Nama Anak Laki-laki Muslim Terbaik

Add Comment

"Apalah arti sebuah nama" adalah istilah yang sering didengar. Seolah nama bukanlah hal penting yang difikirkan sebelum diberikan. Padahal dalam Islam, memberikan nama adalah suatu hal yang harus diperhitungkan masak-masak jangan sampai asal saja memberikan nama pada anak.

I. NAMA YANG BAIK ADALAH HAK ANAK

Karena memberikan nama yang baik adalah salah satu hak anak yang harus diberikan orang tuanya sebagaimana diterangkan dalam sebuah hadist.

Abul Hasan meriwayatkan bahwa suatu hari seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad saw: "Ya Rasulullah, apakah hak anakkku dariku?" Nabi menjawab: "Engkau baguskan nama dan pendidikannya, kemudian engkau tempatkan ia di tampat yang baik."

"Baguskanlah namamu, karena dengan nama itu kamu akan dipanggil pada hari kiamat nanti." (HR Abu Dawud dan Ibnu Hibban)

II. WAKTU PEMBERIAN NAMA

Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah menjelaskan bahwa waktu pemberian nama itu ada 3 macam:

1.  Memberinya nama pada hari kelahirannya
2.  Memberinya nama pada hari ketiga dari kelahirannya
3.  Memberinya nama pada hari ketujuh dari kelahirannya.

Perbedaan ini hanya bersifat ikhtilaf tanawwu’ (perselisihan yang bisa ditoleransi) yang menunjukkan bahwa dalam persoalan ini ada kelonggarannya.

III. YANG BERHAK MEMBERI NAMA

Tidak ada perselisihan bahwa sang ayah adalah orang yang paling berhak untuk menamai anaknya. Jika seorang ayah berbeda pendapat dengan seorang ibu dalam menentukan nama untuk anaknya, maka ayahlah sebagai pihak yang diutamakan.

Berdasarkan hal tersebut, maka seorang ibu hendaknya tidak membantah dan menyelisihi. Sementara dalam musyawarah antara kedua orang tua terdapat suatu kesempatan yang luas untuk saling meridhai, berlemah-lembut, dan memperkokoh tali hubungan antarkeluarga.

Sebagaimana telah diriwayatkan dengan shahih dari sekelompok sahabat radhiyallahu ‘anhum bahwa mereka biasa menyodorkan putra-putri mereka kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam agar beliau berkenan memberikan nama. Hal ini menunjukkan bahwa seorang ayah hendaknya bermusyawarah dalam memberikan nama dengan seorang ulama yang mengetahui tentang sunnah atau ahlus sunnah yang terpercaya dalam dien dan ilmunya agar menunjukkan kepadanya sebuah nama yang baik bagi anaknya.

IV. PILIHAN NAMA ANAK LAKI-LAKI TERBAIK DALAM ISLAM

1. Memberikan nama ‘Abdullah dan ‘Abdurrahman

Disunnahkan memberi nama anak laki dengan dua nama yakni ‘Abdullah (hamba Allah) dan ‘Abdurrahman (hambanya Yang Maha Pengasih), sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

إِنَّ أَحَبَّ اْلأَسْمَاءِ إِلَى اللهِ عَبْدُ اللهِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ

“Sesungguhnya nama yang paling dicintai oleh Allah adalah ‘Abdullah dan ‘Abdurrahman.” (HR Muslim, Abu Dawud dan selainnya dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri juga telah menamai putra pamannya ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu dengan nama ‘Abdullah.

Di kalangan para sahabat ada sekitar 300 orang yang semuanya bernama ‘Abdullah. Begitu pula bayi pertama yang lahir dari kalangan kaum Muhajirin setelah hijrah ke Madinah adalah bernama ‘Abdullah bin Zubair radhiyallahu ‘anhu.

2. Memberikan nama mengambil dari Asmaul Husna

Nama terbaik yan kedua adalah nama yang diambil dari Nama-nama Allah yang disebut Asmaul Husna. 

Namun hendaknya tidak lupa untuk mengawalinya dengan ABDU ( HAMBA) sebelum Asmaul Husna. Seperti misalnya Abdurrahman, Abdus Salam, Abdul Jabbar, Abdul Qodir dll.

Tidak boleh memberikan nama anak menggunakan Asmaul Husna tanpa didahului Abdu. Seperti misalnya Ar Rohman, Al Malik, As Salam dst. Karena nama itu hanya milik Allah semata yang pantas memakainya.

3. Memberikan Nama Nabi dan Rasul

Nabi adalah manusia suci pilihan Allah yang diutus untuk memimpin manusia. Akhlak dan kemuliaan mereka melebihi manusia mereka. Maka memberi nama anak yang mengambil dari Nama nabi adalah hal yang sangat baik.

Sebagaimana juga dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri menamakan salah seorang anaknya dengan nama Nabi, sebagaimana sabda beliau:

وُلِدَلِي اللَّيْلَةَ غُلاَمُ فَسَمَّيْتُهُ بِاسْمِ أَبِي إِبْرَاهِيْمَ

“Semalam telah lahir untukku seorang anak laki-laki, maka aku beri nama dengan nama moyangku, Ibrahim.” (HR Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu)

Yang paling afdhol dari nama para nabi adalah nama nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam hal ini beliau bersabda:

سَمُّوا بِاسْمِي وَلاَ تَكْتَنُوا بِكُنْيَتِي

“Namailah oleh kalian dengan namaku dan jangan berkunyah dengan kun-yahku.” (Hadits riwayat Al Bukhari 10/571-Fathul Bari, Muslim 14/359-Syarhun Nawawi, Abu Dawud 4965, Tirmidzi 2841, dll)

4. Memberikan Nama dari Orang Soleh

Al Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwasanya beliau bersabda:

إِنَّهُمْ كَانُوْا يُسَمُّوْنَ بِأَنْبِيَائِهِمْ وَالصَّالِحِيْنَ قَبْلَهُمْ

“Sesungguhnya mereka (umat-umat terdahulu) menamakan dengan nama para nabi mereka dan orang-orang shalih sebelum mereka.” (HR Muslim)

Seperti menamai anak-anaknya dengan nama-nama Khulafaur Rasyidin radhiyallahu ‘anhum yaitu :

  1. Abu Bakar
  2. Umar
  3. Utsman 
  4. Ali. 
Atau bisa juga mengambil nama para sahabat Nabi antara lain: 

  1. Ammar
  2. Amr
  3. Bilal
  4. Hudzaifah
  5. Jabir
  6. Mu’awiyah
  7. Salman
  8. Sufyan
  9. Ukkasyah
  10. Ubay

Atau mengambil dari Nama Pejuang Islam dalam perang Badar yaitu :

1. Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
2. Abu Bakar as-Shiddiq Radliyallahu 'Anhu.
3. Umar bin al-Khattab Radliyallahu 'Anhu.
4. Utsman bin Affan Radliyallahu 'Anhu.
5. Ali bin Abu Tholib Karramallahu Wajhah.
6. Talhah bin ‘Ubaidillah Radliyallahu 'Anhu.
7. Bilal bin Rabbah Radliyallahu 'Anhu.
8. Hamzah bin Abdul Muttolib Radliyallahu 'Anhu.
9. Abdullah bin Jahsyi Radliyallahu 'Anhu.
10. Al-Zubair bin al-Awwam Radliyallahu 'Anhu.
11. Mus’ab bin Umair bin Hasyim Radliyallahu 'Anhu.
12. Abdur Rahman bin ‘Auf Radliyallahu 'Anhu.
13. Abdullah bin Mas’ud Radliyallahu 'Anhu.
14. Sa’ad bin Abi Waqqas Radliyallahu 'Anhu.
15. Abu Kabsyah al-Faris Radliyallahu 'Anhu.
16. Anasah al-Habsyi Radliyallahu 'Anhu.
17. Zaid bin Harithah al-Kalbi Radliyallahu 'Anhu.
18. Marthad bin Abi Marthad al-Ghanawi Radliyallahu 'Anhu.
19. Abu Marthad al-Ghanawi Radliyallahu 'Anhu.
20. Al-Husain bin al-Harith bin Abdul Muttolib Radliyallahu 'Anhu.
21. ‘Ubaidah bin al-Harith bin Abdul Muttolib Radliyallahu 'Anhu.
22. Al-Tufail bin al-Harith bin Abdul Muttolib Radliyallahu 'Anhu.
23. Mistah bin Usasah bin ‘Ubbad bin Abdul Muttolib Radliyallahu 'Anhu.
24. Abu Huzaifah bin ‘Utbah bin Rabi’ah Radliyallahu 'Anhu.
25. Subaih (maula Abi ‘Asi bin Umaiyyah) Radliyallahu 'Anhu.
26. Salim (maula Abu Huzaifah) Radliyallahu 'Anhu.
27. Sinan bin Muhsin Radliyallahu 'Anhu.
28. ‘Ukasyah bin Muhsin Radliyallahu 'Anhu.
29. Sinan bin Abi Sinan Radliyallahu 'Anhu.
30. Abu Sinan bin Muhsin Radliyallahu 'Anhu.
31. Syuja’ bin Wahab Radliyallahu 'Anhu.
32. ‘Utbah bin Wahab Radliyallahu 'Anhu.
33. Yazid bin Ruqais Radliyallahu 'Anhu.
34. Muhriz bin Nadhlah Radliyallahu 'Anhu.
35. Rabi’ah bin Aksam Radliyallahu 'Anhu.
36. Thaqfu bin Amir Radliyallahu 'Anhu.
37. Malik bin Amir Radliyallahu 'Anhu.
38. Mudlij bin Amir Radliyallahu 'Anhu.
39. Abu Makhsyi Suwaid bin Makhsyi al-To’i Radliyallahu 'Anhu.
40. ‘Utbah bin Ghazwan Radliyallahu 'Anhu.
41. Khabbab (maula ‘Utbah bin Ghazwan) Radliyallahu 'Anhu.
42. Hathib bin Abi Balta’ah al-Lakhmi Radliyallahu 'Anhu.
43. Sa’ad al-Kalbi (maula Hathib) Radliyallahu 'Anhu.
44. Suwaibit bin Sa’ad bin Harmalah Radliyallahu 'Anhu.
45. Umair bin Abi Waqqas Radliyallahu 'Anhu.
46. Al-Miqdad bin ‘Amru Radliyallahu 'Anhu.
47. Mas’ud bin Rabi’ah Radliyallahu 'Anhu.
48. Zus Syimalain Amru bin Amru Radliyallahu 'Anhu.
49. Khabbab bin al-Arat al-Tamimi Radliyallahu 'Anhu.
50. Amir bin Fuhairah Radliyallahu 'Anhu.
51. Suhaib bin Sinan Radliyallahu 'Anhu.
52. Abu Salamah bin Abdul Asad Radliyallahu 'Anhu.
53. Syammas bin Uthman Radliyallahu 'Anhu.
54. Al-Arqam bin Abi al-Arqam Radliyallahu 'Anhu.
55. Ammar bin Yasir Radliyallahu 'Anhu.
56. Mu’attib bin ‘Auf al-Khuza’i Radliyallahu 'Anhu.
57. Zaid bin al-Khattab Radliyallahu 'Anhu.
58. Amru bin Suraqah Radliyallahu 'Anhu.
59. Abdullah bin Suraqah Radliyallahu 'Anhu.
60. Sa’id bin Zaid bin Amru Radliyallahu 'Anhu.
61. Mihja bin Akk (maula Umar bin al-Khattab) Radliyallahu 'Anhu.
62. Waqid bin Abdullah al-Tamimi Radliyallahu 'Anhu.
63. Khauli bin Abi Khauli al-Ijli Radliyallahu 'Anhu.
64. Malik bin Abi Khauli al-Ijli Radliyallahu 'Anhu.
65. Amir bin Rabi’ah Radliyallahu 'Anhu.
66. Amir bin al-Bukair Radliyallahu 'Anhu.
67. Aqil bin al-Bukair Radliyallahu 'Anhu.
68. Khalid bin al-Bukair Radliyallahu 'Anhu.
69. Iyas bin al-Bukair Radliyallahu 'Anhu.
70. Uthman bin Maz’un Radliyallahu 'Anhu.
71. Qudamah bin Maz’un Radliyallahu 'Anhu.
72. Abdullah bin Maz’un Radliyallahu 'Anhu.
73. Al-Saib bin Uthman bin Maz’un Radliyallahu 'Anhu.
74. Ma’mar bin al-Harith Radliyallahu 'Anhu.
75. Khunais bin Huzafah Radliyallahu 'Anhu.
76. Abu Sabrah bin Abi Ruhm Radliyallahu 'Anhu.
77. Abdullah bin Makhramah Radliyallahu 'Anhu.
78. Abdullah bin Suhail bin Amru Radliyallahu 'Anhu.
79. Wahab bin Sa’ad bin Abi Sarah Radliyallahu 'Anhu.
80. Hatib bin Amru Radliyallahu 'Anhu.
81. Umair bin Auf Radliyallahu 'Anhu.
82. Sa’ad bin Khaulah Radliyallahu 'Anhu.
83. Abu Ubaidah Amir al-Jarah Radliyallahu 'Anhu.
84. Amru bin al-Harith Radliyallahu 'Anhu.
85. Suhail bin Wahab bin Rabi’ah Radliyallahu 'Anhu.
86. Safwan bin Wahab Radliyallahu 'Anhu.
87. Amru bin Abi Sarah bin Rabi’ah Radliyallahu 'Anhu.
88. Sa’ad bin Muaz Radliyallahu 'Anhu.
89. Amru bin Muaz Radliyallahu 'Anhu.
90. Al-Harith bin Aus Radliyallahu 'Anhu.
91. Al-Harith bin Anas Radliyallahu 'Anhu.
92. Sa’ad bin Zaid bin Malik Radliyallahu 'Anhu.
93. Salamah bin Salamah bin Waqsyi Radliyallahu 'Anhu.
94. ‘Ubbad bin Waqsyi Radliyallahu 'Anhu.
95. Salamah bin Thabit bin Waqsyi Radliyallahu 'Anhu.
96. Rafi’ bin Yazid bin Kurz Radliyallahu 'Anhu.
97. Al-Harith bin Khazamah bin ‘Adi Radliyallahu 'Anhu.
98. Muhammad bin Maslamah al-Khazraj Radliyallahu 'Anhu.
99. Salamah bin Aslam bin Harisy Radliyallahu 'Anhu.
100. Abul Haitham bin al-Tayyihan Radliyallahu 'Anhu.
101. ‘Ubaid bin Tayyihan Radliyallahu 'Anhu.
102. Abdullah bin Sahl Radliyallahu 'Anhu.
103. Qatadah bin Nu’man bin Zaid Radliyallahu 'Anhu.
104. Ubaid bin Aus Radliyallahu 'Anhu.
105. Nasr bin al-Harith bin ‘Abd Radliyallahu 'Anhu.
106. Mu’attib bin ‘Ubaid Radliyallahu 'Anhu.
107. Abdullah bin Tariq al-Ba’lawi Radliyallahu 'Anhu.
108. Mas’ud bin Sa’ad Radliyallahu 'Anhu.
109. Abu Absi Jabr bin Amru Radliyallahu 'Anhu.
110. Abu Burdah Hani’ bin Niyyar al-Ba’lawi Radliyallahu 'Anhu.
111. Asim bin Thabit bin Abi al-Aqlah Radliyallahu 'Anhu.
112. Mu’attib bin Qusyair bin Mulail Radliyallahu 'Anhu.
113. Abu Mulail bin al-Az’ar bin Zaid Radliyallahu 'Anhu.
114. Umair bin Mab’ad bin al-Az’ar Radliyallahu 'Anhu.
115. Sahl bin Hunaif bin Wahib Radliyallahu 'Anhu.
116. Abu Lubabah Basyir bin Abdul Munzir Radliyallahu 'Anhu.
117. Mubasyir bin Abdul Munzir Radliyallahu 'Anhu.
118. Rifa’ah bin Abdul Munzir Radliyallahu 'Anhu.
119. Sa’ad bin ‘Ubaid bin al-Nu’man Radliyallahu 'Anhu.
120. ‘Uwaim bin Sa’dah bin ‘Aisy Radliyallahu 'Anhu.
121. Rafi’ bin Anjadah Radliyallahu 'Anhu.
122. ‘Ubaidah bin Abi ‘Ubaid Radliyallahu 'Anhu.
123. Tha’labah bin Hatib Radliyallahu 'Anhu.
124. Unais bin Qatadah bin Rabi’ah Radliyallahu 'Anhu.
125. Ma’ni bin Adi al-Ba’lawi Radliyallahu 'Anhu.
126. Thabit bin Akhram al-Ba’lawi Radliyallahu 'Anhu.
127. Zaid bin Aslam bin Tha’labah al-Ba’lawi Radliyallahu 'Anhu.
128. Rib’ie bin Rafi’ al-Ba’lawi Radliyallahu 'Anhu.
129. Asim bin Adi al-Ba’lawi Radliyallahu 'Anhu.
130. Jubr bin ‘Atik Radliyallahu 'Anhu.
131. Malik bin Numailah al-Muzani Radliyallahu 'Anhu.
132. Al-Nu’man bin ‘Asr al-Ba’lawi Radliyallahu 'Anhu.
133. Abdullah bin Jubair Radliyallahu 'Anhu.
134. Asim bin Qais bin Thabit Radliyallahu 'Anhu.
135. Abu Dhayyah bin Thabit bin al-Nu’man Radliyallahu 'Anhu.
136. Abu Hayyah bin Thabit bin al-Nu’man Radliyallahu 'Anhu.
137. Salim bin Amir bin Thabit Radliyallahu 'Anhu.
138. Al-Harith bin al-Nu’man bin Umayyah Radliyallahu 'Anhu.
139. Khawwat bin Jubair bin al-Nu’man Radliyallahu 'Anhu.
140. Al-Munzir bin Muhammad bin ‘Uqbah Radliyallahu 'Anhu.
141. Abu ‘Uqail bin Abdullah bin Tha’labah Radliyallahu 'Anhu.
142. Sa’ad bin Khaithamah Radliyallahu 'Anhu.
143. Munzir bin Qudamah bin Arfajah Radliyallahu 'Anhu.
144. Tamim (maula Sa’ad bin Khaithamah) Radliyallahu 'Anhu.
145. Al-Harith bin Arfajah Radliyallahu 'Anhu.
146. Kharijah bin Zaid bin Abi Zuhair Radliyallahu 'Anhu.
147. Sa’ad bin al-Rabi’ bin Amru Radliyallahu 'Anhu.
148. Abdullah bin Rawahah Radliyallahu 'Anhu.
149. Khallad bin Suwaid bin Tha’labah Radliyallahu 'Anhu.
150. Basyir bin Sa’ad bin Tha’labah Radliyallahu 'Anhu.
151. Sima’ bin Sa’ad bin Tha’labah Radliyallahu 'Anhu.
152. Subai bin Qais bin ‘Isyah Radliyallahu 'Anhu.
153. ‘Ubbad bin Qais bin ‘Isyah Radliyallahu 'Anhu.
154. Abdullah bin Abbas Radliyallahu 'Anhu.
155. Yazid bin al-Harith bin Qais Radliyallahu 'Anhu.
156. Khubaib bin Isaf bin ‘Atabah Radliyallahu 'Anhu.
157. Abdullah bin Zaid bin Tha’labah Radliyallahu 'Anhu.
158. Huraith bin Zaid bin Tha’labah Radliyallahu 'Anhu.
159. Sufyan bin Bisyr bin Amru Radliyallahu 'Anhu.
160. Tamim bin Ya’ar bin Qais Radliyallahu 'Anhu.
161. Abdullah bin Umair Radliyallahu 'Anhu.
162. Zaid bin al-Marini bin Qais Radliyallahu 'Anhu.
163. Abdullah bin ‘Urfutah Radliyallahu 'Anhu.
164. Abdullah bin Rabi’ bin Qais Radliyallahu 'Anhu.
165. Abdullah bin Abdullah bin Ubai Radliyallahu 'Anhu.
166. Aus bin Khauli bin Abdullah Radliyallahu 'Anhu.
167. Zaid bin Wadi’ah bin Amru Radliyallahu 'Anhu.
168. ‘Uqbah bin Wahab bin Kaladah Radliyallahu 'Anhu.
169. Rifa’ah bin Amru bin Amru bin Zaid Radliyallahu 'Anhu.
170. Amir bin Salamah Radliyallahu 'Anhu.
171. Abu Khamishah Ma’bad bin Ubbad Radliyallahu 'Anhu.
172. Amir bin al-Bukair Radliyallahu 'Anhu.
173. Naufal bin Abdullah bin Nadhlah Radliyallahu 'Anhu.
174. ‘Utban bin Malik bin Amru bin al-Ajlan Radliyallahu 'Anhu.
175. ‘Ubadah bin al-Somit Radliyallahu 'Anhu.
176. Aus bin al-Somit Radliyallahu 'Anhu.
177. Al-Nu’man bin Malik bin Tha’labah Radliyallahu 'Anhu.
178. Thabit bin Huzal bin Amru bin Qarbus Radliyallahu 'Anhu.
179. Malik bin Dukhsyum bin Mirdhakhah Radliyallahu 'Anhu.
180. Al-Rabi’ bin Iyas bin Amru bin Ghanam Radliyallahu 'Anhu.
181. Waraqah bin Iyas bin Ghanam Radliyallahu 'Anhu.
182. Amru bin Iyas Radliyallahu 'Anhu.
183. Al-Mujazzar bin Ziyad bin Amru Radliyallahu 'Anhu.
184. ‘Ubadah bin al-Khasykhasy Radliyallahu 'Anhu.
185. Nahhab bin Tha’labah bin Khazamah Radliyallahu 'Anhu.
186. Abdullah bin Tha’labah bin Khazamah Radliyallahu 'Anhu.
187. Utbah bin Rabi’ah bin Khalid Radliyallahu 'Anhu.
188. Abu Dujanah Sima’ bin Kharasyah Radliyallahu 'Anhu.
189. Al-Munzir bin Amru bin Khunais Radliyallahu 'Anhu.
190. Abu Usaid bin Malik bin Rabi’ah Radliyallahu 'Anhu.
191. Malik bin Mas’ud bin al-Badan Radliyallahu 'Anhu.
192. Abu Rabbihi bin Haqqi bin Aus Radliyallahu 'Anhu.
193. Ka’ab bin Humar al-Juhani Radliyallahu 'Anhu.
194. Dhamrah bin Amru Radliyallahu 'Anhu.
195. Ziyad bin Amru Radliyallahu 'Anhu.
196. Basbas bin Amru Radliyallahu 'Anhu.
197. Abdullah bin Amir al-Ba’lawi Radliyallahu 'Anhu.
198. Khirasy bin al-Shimmah bin Amru Radliyallahu 'Anhu.
199. Al-Hubab bin al-Munzir bin al-Jamuh Radliyallahu 'Anhu.
200. Umair bin al-Humam bin al-Jamuh Radliyallahu 'Anhu.
201. Tamim (maula Khirasy bin al-Shimmah) Radliyallahu 'Anhu.
202. Abdullah bin Amru bin Haram Radliyallahu 'Anhu.
203. Muaz bin Amru bin al-Jamuh Radliyallahu 'Anhu.
204. Mu’awwiz bin Amru bin al-Jamuh Radliyallahu 'Anhu.
205. Khallad bin Amru bin al-Jamuh Radliyallahu 'Anhu.
206. ‘Uqbah bin Amir bin Nabi bin Zaid Radliyallahu 'Anhu.
207. Hubaib bin Aswad Radliyallahu 'Anhu.
208. Thabit bin al-Jiz’i Radliyallahu 'Anhu.
209. Umair bin al-Harith bin Labdah Radliyallahu 'Anhu.
210. Basyir bin al-Barra’ bin Ma’mur Radliyallahu 'Anhu.
211. Al-Tufail bin al-Nu’man bin Khansa’ Radliyallahu 'Anhu.
212. Sinan bin Saifi bin Sakhr bin Khansa’ Radliyallahu 'Anhu.
213. Abdullah bin al-Jaddi bin Qais Radliyallahu 'Anhu.
214. Atabah bin Abdullah bin Sakhr Radliyallahu 'Anhu.
215. Jabbar bin Umaiyah bin Sakhr Radliyallahu 'Anhu.
216. Kharijah bin Humayyir al-Asyja’i Radliyallahu 'Anhu.
217. Abdullah bin Humayyir al-Asyja’i Radliyallahu 'Anhu.
218. Yazid bin al-Munzir bin Sahr Radliyallahu 'Anhu.
219. Ma’qil bin al-Munzir bin Sahr Radliyallahu 'Anhu.
220. Abdullah bin al-Nu’man bin Baldumah Radliyallahu 'Anhu.
221. Al-Dhahlak bin Harithah bin Zaid Radliyallahu 'Anhu.
222. Sawad bin Razni bin Zaid Radliyallahu 'Anhu.
223. Ma’bad bin Qais bin Sakhr bin Haram Radliyallahu 'Anhu.
224. Abdullah bin Qais bin Sakhr bin Haram Radliyallahu 'Anhu.
225. Abdullah bin Abdi Manaf Radliyallahu 'Anhu.
226. Jabir bin Abdullah bin Riab Radliyallahu 'Anhu.
227. Khulaidah bin Qais bin al-Nu’man Radliyallahu 'Anhu.
228. An-Nu’man bin Yasar Radliyallahu 'Anhu.
229. Abu al-Munzir Yazid bin Amir Radliyallahu 'Anhu.
230. Qutbah bin Amir bin Hadidah Radliyallahu 'Anhu.
231. Sulaim bin Amru bin Hadidah Radliyallahu 'Anhu.
232. Antarah (maula Qutbah bin Amir) Radliyallahu 'Anhu.
233. Abbas bin Amir bin Adi Radliyallahu 'Anhu.
234. Abul Yasar Ka’ab bin Amru bin Abbad Radliyallahu 'Anhu.
235. Sahl bin Qais bin Abi Ka’ab bin al-Qais Radliyallahu 'Anhu.
236. Amru bin Talqi bin Zaid bin Umaiyah Radliyallahu 'Anhu.
237. Muaz bin Jabal bin Amru bin Aus Radliyallahu 'Anhu.
238. Qais bin Mihshan bin Khalid Radliyallahu 'Anhu.
239. Abu Khalid al-Harith bin Qais bin Khalid Radliyallahu 'Anhu.
240. Jubair bin Iyas bin Khalid Radliyallahu 'Anhu.
241. Abu Ubadah Sa’ad bin Uthman Radliyallahu 'Anhu.
242. ‘Uqbah bin Uthman bin Khaladah Radliyallahu 'Anhu.
243. Ubadah bin Qais bin Amir bin Khalid Radliyallahu 'Anhu.
244. As’ad bin Yazid bin al-Fakih Radliyallahu 'Anhu.
245. Al-Fakih bin Bisyr Radliyallahu 'Anhu.
246. Zakwan bin Abdu Qais bin Khaladah Radliyallahu 'Anhu.
247. Muaz bin Ma’ish bin Qais bin Khaladah Radliyallahu 'Anhu.
248. Aiz bin Ma’ish bin Qais bin Khaladah Radliyallahu 'Anhu.
249. Mas’ud bin Qais bin Khaladah Radliyallahu 'Anhu.
250. Rifa’ah bin Rafi’ bin al-Ajalan Radliyallahu 'Anhu.
251. Khallad bin Rafi’ bin al-Ajalan Radliyallahu 'Anhu.
252. Ubaid bin Yazid bin Amir bin al-Ajalan Radliyallahu 'Anhu.
253. Ziyad bin Lubaid bin Tha’labah Radliyallahu 'Anhu.
254. Khalid bin Qais bin al-Ajalan Radliyallahu 'Anhu.
255. Rujailah bin Tha’labah bin Khalid Radliyallahu 'Anhu.
256. Atiyyah bin Nuwairah bin Amir Radliyallahu 'Anhu.
257. Khalifah bin Adi bin Amru Radliyallahu 'Anhu.
258. Rafi’ bin al-Mu’alla bin Luzan Radliyallahu 'Anhu.
259. Abu Ayyub bin Khalid al-Ansari Radliyallahu 'Anhu.
260. Thabit bin Khalid bin al-Nu’man Radliyallahu 'Anhu.
261. ‘Umarah bin Hazmi bin Zaid Radliyallahu 'Anhu.
262. Suraqah bin Ka’ab bin Abdul Uzza Radliyallahu 'Anhu.
263. Suhail bin Rafi’ bin Abi Amru Radliyallahu 'Anhu.
264. Adi bin Abi al-Zaghba’ al-Juhani Radliyallahu 'Anhu.
265. Mas’ud bin Aus bin Zaid Radliyallahu 'Anhu.
266. Abu Khuzaimah bin Aus bin Zaid Radliyallahu 'Anhu.
267. Rafi’ bin al-Harith bin Sawad bin Zaid Radliyallahu 'Anhu.
268. Auf bin al-Harith bin Rifa’ah Radliyallahu 'Anhu.
269. Mu’awwaz bin al-Harith bin Rifa’ah Radliyallahu 'Anhu.
270. Muaz bin al-Harith bin Rifa’ah Radliyallahu 'Anhu.
271. An-Nu’man bin Amru bin Rifa’ah Radliyallahu 'Anhu.
272. Abdullah bin Qais bin Khalid Radliyallahu 'Anhu.
273. Wadi’ah bin Amru al-Juhani Radliyallahu 'Anhu.
274. Ishmah al-Asyja’i Radliyallahu 'Anhu.
275. Thabit bin Amru bin Zaid bin Adi Radliyallahu 'Anhu.
276. Sahl bin ‘Atik bin al-Nu’man Radliyallahu 'Anhu.
277. Tha’labah bin Amru bin Mihshan Radliyallahu 'Anhu.
278. Al-Harith bin al-Shimmah bin Amru Radliyallahu 'Anhu.
279. Ubai bin Ka’ab bin Qais Radliyallahu 'Anhu.
280. Anas bin Muaz bin Anas bin Qais Radliyallahu 'Anhu.
281. Aus bin Thabit bin al-Munzir bin Haram Radliyallahu 'Anhu.
282. Abu Syeikh bin Ubai bin Thabit Radliyallahu 'Anhu.
283. Abu Tolhah bin Zaid bin Sahl Radliyallahu 'Anhu.
284. Abu Syeikh Ubai bin Thabit Radliyallahu 'Anhu.
285. Harithah bin Suraqah bin al-Harith Radliyallahu 'Anhu.
286. Amru bin Tha’labah bin Wahb bin Adi Radliyallahu 'Anhu.
287. Salit bin Qais bin Amru bin ‘Atik Radliyallahu 'Anhu.
288. Abu Salit bin Usairah bin Amru Radliyallahu 'Anhu.
289. Thabit bin Khansa’ bin Amru bin Malik Radliyallahu 'Anhu.
290. Amir bin Umaiyyah bin Zaid Radliyallahu 'Anhu.
291. Muhriz bin Amir bin Malik Radliyallahu 'Anhu.
292. Sawad bin Ghaziyyah Radliyallahu 'Anhu.
293. Abu Zaid Qais bin Sakan Radliyallahu 'Anhu.
294. Abul A’war bin al-Harith bin Zalim Radliyallahu 'Anhu.
295. Sulaim bin Milhan Radliyallahu 'Anhu.
296. Haram bin Milhan Radliyallahu 'Anhu.
297. Qais bin Abi Sha’sha’ah Radliyallahu 'Anhu.
298. Abdullah bin Ka’ab bin Amru Radliyallahu 'Anhu.
299. ‘Ishmah al-Asadi Radliyallahu 'Anhu.
300. Abu Daud Umair bin Amir bin Malik Radliyallahu 'Anhu.
301. Suraqah bin Amru bin ‘Atiyyah Radliyallahu 'Anhu.
302. Qais bin Mukhallad bin Tha’labah Radliyallahu 'Anhu.
303. Al-Nu’man bin Abdi Amru bin Mas’ud Radliyallahu 'Anhu.
304. Al-Dhahhak bin Abdi Amru Radliyallahu 'Anhu.
305. Sulaim bin al-Harith bin Tha’labah Radliyallahu 'Anhu.
306. Jabir bin Khalid bin Mas’ud Radliyallahu 'Anhu.
307. Sa’ad bin Suhail bin Abdul Asyhal Radliyallahu 'Anhu.
308. Ka’ab bin Zaid bin Qais Radliyallahu 'Anhu.
309. Bujir bin Abi Bujir al-Abbasi Radliyallahu 'Anhu.
310. ‘Itban bin Malik bin Amru al-Ajalan Radliyallahu 'Anhu.
311. ‘Ismah bin al-Hushain bin Wabarah Radliyallahu 'Anhu.
312. Hilal bin al-Mu’alla al-Khazraj Radliyallahu 'Anhu.
313. Oleh bin Syuqrat Radliyallahu 'Anhu.

Nama dari orang salih juga bisa diambil dari para Ulama dan Imam Madzhab seperti :

  1. Imam Bukhori
  2. Imam Muslim
  3. Imam Malik
  4. Imam Hambali
  5. Imam Syafi'i
  6. Imam Hanafi
  7. Imam Ghazali dll

Atau dari nama Wali Sanga penyebar Islam di Indonesia seperti :

  1. Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim
  2. Sunan Ampel atau Raden Rahmat
  3. Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim
  4. Sunan Drajat atau Raden Qasim
  5. Sunan Kudus atau Ja'far Shadiq
  6. Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin
  7. Sunan Kalijaga atau Raden Sahid
  8. Sunan Muria atau Raden Umar Said
  9. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah


Seorang sahabat bernama Zubair bin Al ‘Awwam radhiyallahu ‘anhu menamakan anak laki-lakinya yang berjumlah 9 orang dengan nama para syuhada. Mereka adalah:

  1. Abdullah (diambil dari nama ‘Abdullah bin Jahsy, syahid dalam Perang Uhud)
  2. Al Mundzir (diambil dari nama Al Mundzir bin ‘Amr Al Anshari)
  3. Urwah (diambil dari nama ‘Urwah bin Mad’ud Ats Tsaqafi)
  4. Hamzah (diambil dari nama Hamzah bin ‘Abdul Muthalib, syahid dalam Perang Uhud)
  5. Ja’far (diambil dari nama Ja’far bin Abi Thalib, syahid dalam Perang Mu’tah)
  6. Mush’ab (diambil dari nama Mush’ab bin ‘Umair, pembawa bendera dan syahid dalam Perang Uhud)
  7. Ubaidah (diambil dari nama ‘Ubaidah bin Al Harits, syahid dalam Perang Badr)
  8. Khalid (diambil dari nama Khalid bin Sa’id)
  9. Umar (diambil dari nama ‘Umar bin Sa’id, saudara Khalid bin Sa’id terbunuh dalam Perang Yarmuk).

V. Membaca Doa Sebelum Memberikan Nama

Apabila sudah menemukan nama yang tepat maka jangan lupa membaca doanya, Berikut lafal doa tersebut.

" Allahumaj'alna haadzal ismi mubaarakal lahu fiiman khafaka wattaqaka, waj'allahu bil waalidaini ihsaana."

" Allahumma thawwil 'umurahu fii thaa 'atika shahhih ajsaadahu. Allahummaj'alahu za'iiman fi kabirihi, wa tsabbit immanahu 'alaa balaa ik."

Artinya:

" Ya Allah, jadikanlah nama ini memberi berkah baginya, menjadi anak yang takwa kepada Allah serta dapat berbakti kepada ibu bapaknya."

" Ya Allah, panjangkanlah umurnya dalam mentaati agama Engkau, sehatkanlah tubuhnya. Jadikanlah dia sebagai pemimpim setelah dewasa, dan tetapkanlah imannya menghadapi cobaan dunia serta akhirat."



Itulah Kumpulan nama anak Laki-laki Muslim Terbaik yang telah kami pilihkan, semoga bermanfaat.



Kandungan Dan Manfaat Telur Bagi Kesehatan Tubuh

Add Comment


Telur adalah salah satu makanan yang menjadi sumber protein hewani. Rasanya yang lezat bukan hanya disukai oleh penduduk Indonesia namun juga oleh seluruh penduduk dunia. Telur dapat dinikmati dengan berbagai cara yaitu direbus, digoreng atau diolah menjadi makanan lain. 

Dengan harga yang relatif murah dan mudah didapat membuat telur menjadi makanan favorit bagi banyak orang. Orang kaya dan orang miskin sangat menyukai telur.

Selain rasanya yang lezat ternyata telur memiliki banyak manfaat yang terkandung di dalamnya. Manfaat telur tentu saja tidak terlepas dari berbagai kandungan gizi yang cukup lengkap dan tentu saja sangat baik bagi kesehatan. Kandungan gizinya meliputi karbohidrat, protein dan delapan macam asam amino yang berguna bagi tubuh terutama anak-anak.

Berikut adalah beberapa kandungan gizi yang ada pada telur yaitu telur ayam beserta manfaatnya :

KANDUNGAN GIZI
Makronutrisi
Energi : 143 kkal
Karbohidrat : 0.72 g
Protein : 12,56 g
Total Lemak : 9,51 g
Serat diet : 0 g
Air : 76,15 g
Gula total : 0,37 g
vitamin
Folat : 47 mg
Niacin : 0.075 mg
Riboflavin : 0.457 mg
Thiamin : 0.040 mg
Vitamin A : 540 IU
Pyridoxine : 0.170 mg
Vitamin C : 0
Vitamin D : 82 IU
Vitamin E : 1.05 mg
Vitamin K : 0,3 mg
Mineral
Kalsium : 56 mg
Besi: 1,75 mg
Magnesium : 12 mg
Fosfor : 198 mg
Zinc : 1,29 mg
Sodium : 142 mg
Kalium : 138 mg
lipid
Asam lemak jenuh : 3,126 g
Asam lemak tak jenuh tunggal : 3,658 g
Asam lemak tak jenuh ganda : 1,911 g
Asam lemak trans : 0,038 g
Kolesterol : 372 mg
Menurut dokter gizi ternyata telur adalah makanan yang paling padat gizi di antaranya mengandung 90% kalsium, mineral, zat besi yang terdapat dalam kuning telut dan mengandung 6 gram protein dan 9 asam amino esensial yang terdapat dalam putih telur.




MANFAAT TELUR

  • Kesehatan Mata : Bagi Anda yang ingin menjaga Anda tetap sehat, maka sebaiknya Anda bisa memulai untuk mengonsumsi setiap hari. Karena kadungan karetoroid yang terdapat di dalam kandungan gizi telur ayam ini memiliki manfaat untuk menjaga kesehatan mata.
  • Menjaga Kehamilan: Kandungan kolin yang terdapat dalam telur ayam juga memiliki manfaat untuk menjaga kondisi kehamilan seseorang. Di antaranya memberikan kontribusi untuk perkembangan otak janin, dan membantu mencegah cacat lahir. Maka sangat direkomendasikan bagi wanita hamil dan ibu menyusui untuk mengonsumsi telur ayam satu butir setiap hari.
  • Membantu perkembangan Otak : Kuning telur merupakan salah satu sumber vitamin B-kompleks dan kolin yang sangat dikenal sebagai salah satu zat gizi yang dapat membantu fungsi sistem syaraf. Selain itu juga sangat bermanfaat untuk perkembangan otak pada janin ketika dikonsumsi wanita hamil.



Rela Habiskan 14,6 Milyar, Pengusaha Kanada Sambut Pengungsi Suriah

Add Comment

Televisi seringkali dianggap sebagai penyebab hal buruk terutama bagi anak-anak. Namun tidak bagi Jim Estill seorang Bos Perusahaan pembuat perkakas rumah.

Bermula sering melihat liputan tentang pengungsi suriah di televisi telah membuat hatinya begitu iba. Hati nuraninya terus dibebani perasaan untuk ikut membantu para pengungsi Suriah. 

Sejak dilanda konflik dan peperangan yang tidak pernah berhenti, banyak warga Suriah yang harus bertahan di bawah tekanan agar bisa mendapat penghidupan yang layak.

Dengan keinginannya yang begitu besar sehingga pengusaha asal Kanada itu rela mengeluarkan sumbangan dalam jumlah yang sangat besar. Tidak tanggung-tanggung, ia harus merogoh uangnya sebesar US$ 1,1 Juta atau setara dengan Rp 14, 6 Milyar.

Tidak merasa hanya cukup sampai disitu ia terus berusaha agar bisa memberikan bantuan yang lebih besar lagi. Estill lalu mengajak berbagai komunitas dari berbagai elemen masyarakat untuk ikut memberikan bantuan moral bagi para pengungsi.

"Saya berpikir orang-orang tidak melakukan hal cukup dengan cepat," tuturnya seperti dilansir Guardian, Rabu (21/6/2017).

Gayung bersambut, ajakannya ternyata direspon baik dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah setempat. Hebatnya pria 59 tahun tersebut memiliki ambisi untuk merelokasi pengungsi yang datang ke sebuah kota kecil di Kanada bernama Guelph.

"Guelph bisa menampung 50 keluarga, jadi cukup untuk 250-300 orang untuk bisa hidup di sini," tuturnya.

Hingga kini, sebanyak 47 keluarga pengungsi Suriah telah tiba di Guelph. Estill mengatakan, beberapa keluarga pengungsi juga akan menyusul datang dalam beberapa bulan ke depan. Total, sekitar 225 orang pengungsi suriah akan terbantu dengan rencana yang dibuat Estill.

Kanada bukanlah satu-satunya negara yang menyambut baik pengungsi yang ingin mencari suaka ke negaranya. Sebagai perbandingan, Inggris berencana menerima 20.000 pengungsi Suriah pada 2020 dan Amerika Serikat sebanyak 10.000 pengungsi.



Sungguh mulia sekali hati Jim Estill itu ya, bagaimana dengan kita sebagai muslim, tentu kita harus lebih baik darinya.

Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan mela­in­kan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya.” (Q.s. al-An‘am: 160)