Kumpulan Kisah Ksatria Petinju Muhammad Ali



Dunia berduka setelah petinju legendaris Muhammad Ali meninggal dunia pada usia 74 tahun. Ikon tinju dunia itu menutup mata setelah dilarikan ke rumah sakit di wilayah Phoenix pada Jumat, 3 Juni 2016 waktu setempat ( Sabtu Wib) karena mengalami gangguan pernapasan.

Juru bicara keluarga Ali, Bob Gunnell, secara resmi mengumumkan kepergian petinju yang pernah menjadi ikon dunia pada 1960-1970-an ini. "Setelah 12 tahun berjuang mengatasi sindroma parkinson, Muhammad Ali meninggal dunia pada usia 74 tahun," kata Gunnell.

Muhammad Ali memang petinju legendaris namun faktanya ia memiliki banyak hal yang menunjukan ia bukan hanya seorang petinju di atas ring tapi juga ksatria di luar ring.

Berikut kumpulan fakta unik yang dimiliki Muhammad Ali 

1. Berlatih Tinju Karena Sepedanya Hilang

Ketika berumur 12 tahun, Ali yang saat itu bernama Cassius Clay merasa marah besar ketika mengetahui sepeda kesayangannya, Schwinn berwarna merah-putih hilang pada Oktober 1954. Ia lalu mendatangi kantor kepolisian Louisville, Kentucky untuk melaporkan tentang hal itu. 

Ali yang masih belia itu sempat mencurahkan kekesalannya dan bersumpah dihadapan Kepala Polisi Joe Martin untuk menghajar pencuri itu. Joe Martin yang juga pelatih tinju lalu menyarankan Ali untuk menyalurkan kemarahan akibat jiwa mudanya dengan berlatih tinju. 

2. Rela Kehilangan Semua Gelar Tinju Demi Ajaran Islam

Pada saat puncak karirnya Muhammad Ali merelakan seluruh gelar tinjunya dicopot. Ia juga dilarang bertinju selama beberapa tahun. Bahkan selama beberapa tahun itu ia tidak memiliki penghasilan dan harus berhutang dan mendapatkan bantuan finansial dari beberapa sahabatnya.

Penyebabnya adalah karena ia menolak mengikuti wajib militer untuk berperang Vietnam. Ia menolak karena menurutnya, agama Islam melarangnya untuk menyerang orang yang tidak pernah menyerang dirinya.

Padahal seandainya ia ikut biasanya para selebritis dan orang ternama yang menerima panggilan wajib militer tidak akan ditempatkan di medan pertempuran. Bahkan biasanya ditempatkan di posisi yang jauh dari Vietnam. Tugasnya pun bukan berperang, melainkan di belakang meja. 

Namun Ali tetap berkeras menolak untuk bergabung. Baginya ajaran agama jauh lebih penting. Kata-katanya yang paling terkenal pada saat kejadian ini adalah, “I ain’t got no quarrel with them Vietcong,” (aku tidak pernah memiliki pertengkaran dengan Vietcong).

Dengan Ksatria ia berani untuk mengatakan yang benar dan berani mengambil sikap. Padahal ancaman akan kefakiran datang menantang. Ia bahkan rela kehilangan semua hasil jerih payahnya karena ingin menjalankan ajaran agamanya.

Karena prinsipnya itu juga Ali dihukum maksimum lima tahun penjara dan didenda 10 ribu dolar AS. Namun akhirnya pada tahun 1970, Mahkamah Agung New York memerintahkan lisensi tinju Ali diberikan kembali, dan ia kembali ke ring dengan mengalahkan Jerry Quarry pada bulan Oktober 1970.


3. Seorang Pejuang Anti Rasis

Setelah lulus SMA, Ali (18 tahun) menjuarai olimpiade dan meraih medali emas kelas berat ringan di Olimpiade 1960. Karena bangganya ia selalu memakai medali emas itu ke mana-mana. 

Hingga suatu ketika ia masuk ke sebuah restaurant untuk makan. Namun betapa terkejutnya ia ketika pemilik restoran menolak dan mengusirnya dengan mengatakan "Kami tidak melayani orang kulit hitam”.

Ali tidak bisa menerima kenyataan itu padahal ia sudah dianggap pahlawan karena memenangkan Olimpiade. Ia marah karena ditolak orang hanya karena warna kulitnya. Ali kemudian membuang medali olimpiade kebanggaannya itu ke sungai karena kecewa dengan perlakuan rasisme itu.

Kejadian tersebut juga ditulis oleh Ali pada tahun 1975 dalam otobiografinya bahwa setelah kembali ke Louisville, ia melemparkan medali emas dari jembatan dan medalinya tenggelkam ke Sungai Ohio. Itu dilakukan Ali untuk memprotes rasisme yang masih ditemuinya di kampung halamannya.

4. Anti Perbudakan

Saat ia memutuskan menjadi Mualaf dan mengganti namanya menjadi Muhammad Ali banyak orang mulai memanggilnya dengan nama baru itu namun masih ada yang tetap memanggilnya dengan sebutan Clay. 

Menurut Ali, nama aslinya adalah nama warisan perbudakan. Di sepanjang hidupnya Ali kemudian menjadi aktivis persamaan hak, dan bahkan menjadi pahlawan pergerakan ini di seluruh dunia, terutama di Afrika.

5. Menolong Pria Yang Hendak Bunuh Diri

Pada tahun 1981 seorang pemuda berusia 21 tahun melakukan percobaan bunuh diri di sebuah bangunan di Los Angeles. Ia berkata para Vietcong sedang mengejarnya, dan ia mengancam akan melompat dari jendela gedung bertingkat itu. 

Muhammad Ali yang kebetulan berada di sekitar daerah itu mendengar kejadian ini dan segera bergegas ke sana. Ia lalu mendatangi polisi yang sudah berada di sana dan menawarkan diri untuk berbicara dengan pemuda itu. Polisi melarang Ali karena ditakutkan pemuda itu membawa senjata dan bisa berbahaya bagi keselamatan Ali sendiri. Tetapi Ali tidak perduli dan mengambil resiko untuk menyelamatkan pemuda itu.

Ali kemudian naik ke bangunan tersebut dan berbicara dengan pemuda itu melalui jendela yang bersebelahan. Sang pemuda yang kaget melihat sang juara dunia  bagai muncul dari ‘antah berantah’ dan berbicara kepadanya. Selama 30 menit Ali berbicara kepadanya. Si pemuda itu kemudian curhat tentang kesulitan hidupnya. Ali yang mendengar hal ini berjanji untuk membantunya. Katanya, “Kau adalah saudaraku. Aku berjanji untuk membantumu.”

Ali kemudian berhasil meyakinkan pemuda itu untuk membuka pintu bagi pasukan penyelamatnya. Pemuda itu diantar turun dan langsung masuk ke mobil Rolls Royce milik Ali. Bahkan petinju itu menemaninya sampai ke rumah sakit. Ia juga memenuhi janjinya untuk menolong pemuda itu. 

“Menyelamatkan nyawa orang lain itu jauh lebih penting bagiku daripada memenangkan kejuaraan dunia,” kata Ali saat diwawancara mengenai hal itu.

6. Ayah Yang Baik

Meskipun Ali adalah seorang yang fanatik terhadap agamanya namun ia tidak memaksakan anaknya untuk menjadi seperti dia. Ia memperkenalkan ajaran Islam kepada anaknya namun tidak pernah memaksa anaknya untuk mengikuti dirinya. 

Ada sebuah nasihat yang pernah ia berikan dan tetap diingat oleh anak-anak perempuannya dengan jelas, yaitu “Anak-anakku, kalian tahu mengapa emas dan intan permata itu berharga? Karena Allah menyimpan logam mulia itu di balik permukaan tanah yang tertutup. Begitu juga dengan tubuh kalian yang sangat berharga itu. Tutuplah. Jangan kalian pamerkan.” 

Anak-anaknya memang sampai sekarang belum ada yang berhijab, tetapi nasihat itu selalu terkenang dalam jiwa mereka.

7. Membebaskan Tawanan Perang

Saat perang Irak pertama meletus, Muhammad Ali pergi ke Irak untuk bertemu langsung dengan presiden Saddam Hussein. Ia datang untuk melepaskan 15 warga negara Amerika yang ditawan Irak padahal ia sudah tua dan lemah karena mengidap penyakit Parkinson .

Kala itu ia bahkan sulit untuk berkata sehingga bicaranya terbata-bata dan harus menggunakan bahasa isyarat tubuh. 

Saat bertemu Saddam Hussein, ia berkata, “Saya datang ke sini untuk misi damai. Saya tidak datang ke sini sebagai politisi. Saya datang ke sini mewakili penduduk Amerika, dan saya seorang muslim.” Ia pun meminta kepada Saddam untuk melepaskan 15 warga negara Amerika yang ditawan Irak.

Sambil menunggu keputusan Saddam, ia tinggal di Irak dan mengunjungi banyak masjid dan berbicara dengan penduduk lokal yang memang sudah mengenalnya. Dalam penantian itu, persediaan obat-obatan yang ia perlukan untuk penyakit Parkinsonnya habis, tetapi ia menolak untuk pulang ke Amerika dan tetap bertahan di Irak untuk menanti keputusan Saddam Hussein.

Sang presiden Irak itu akhirnya membebaskan 15 orang tawanan itu. Muhammad Ali berhasil menunjukan pada dunia bahwa negosiasi damai sebenarnya bisa dijalankan dalam situasi apapun.

8. Rendah Hati

Di atas ring, dunia mungkin mengenal Muhammad Ali adalah seorang yang suka menyombongkan diri. Padahal dalam tinju hal itu sebenarnya adalah upaya untuk menambah rasa percaya dirinya. Kenyataannya Ali adalah seorang yang ramah, rendah hati, tidak membeda-bedakan orang, sangat memegang teguh ajaran agama, dan sangat perduli dengan kemanusiaan.

9. Mencintai Nabi Muhammad SAW

Beberapa kali Muhammad Ali menolak untuk diberikan bintang Hollywood Walk of Fame. Ia mengatakan bahwa ia menghormati nama Rasulullah SAW dan ia tidak mungkin membiarkan orang-orang menginjak-injak nama Rasulullah SAW.

Setelah beberapa kali berunding akhirnya pihak panitia menyepakati bahwa bintang Ali tidak akan dipasang di trotoar, namun dipasang di dinding. Sampai saat ini, dialah adalah satu-satunya yang bintang Walk of Fame-nya dipasang vertikal di dinding.

“Saya tidak ingin orang lain tidak menghormati muslim dan menginjak-injak nama Muhammad. Lebih baik tak mendapat penghargaan ini daripada mereka tidak menghargai Muhammad,” sebut Ali dilansir dari koran The Guardian edisi 11 Januari 2002.

Karena penolakannya itu, kini hanya nama Muhammad Ali yang tidak diletakkan di lantai Hollywood Walk of Fame. Nama Muhammad Ali menempel di dinding dengan istimewa.

Menurutnya namanya mewakili nama Nabi Muhammad SAW dan sangatlah tidak sopan jika masyarakat menginjaki namanya yang agung.

“Sama seperti kita tidak mau melihat nama Nabi Isa AS (Jesus) atau nama nabi lainnya diinjaki,” pungkasnya.



Itulah kumpulan Fakta tentang Kisah Ksatria yang dimiliki seorang Muhammad Ali. Mungkin ia bukan contoh seorang muslim sempurna, tapi sikap dan keteguhannya ternyata bisa menjadi inspirasi yang membanggakan bagi umat Islam di seluruh dunia.




Share this

Related Posts

Previous
Next Post »