Ternyata Nabi Musa As Pernah Dituduh Berzinah Dan Ini Akibatnya


Dalam ajaran islam memfitnah adalah kejahatan yang sangat besar. begitu besarnya sehingga Nabi bersabda bahwa fitnah lebih kejam dari pembunuhan.
Fitnah adalah perbuatan keji yang kerap dilakukan oleh orang kafir kepada para Nabi. Mereka tidak mampu mengalahkan kebenaran ajaran para Nabi sehingga melancarkan fitnah untuk menjatuhkan kewibawaan nabi.
Begitu lancangnya bahkan ada yang nekat menuduh Nabi Musa As telah berzinah. Padahal Musa As adalah salah seorang Nabi suci yang dimuliakan oleh Agama Islam dan Non Islam. Sangat mustahil bila ia melakukan hal serendah itu.
Namun tidak bagi Qarun, umat Nabi Musa As yang sangat durhaka itu. Hanya karena menolak membayar zakat lalu ia nekat memfitnah Nabi Musa As berzinah dengan seorang wanita.
Karena terdorong sifat kikir dan angkuh, maka Qarun membuat rencana untuk melakukan tipudaya agar dia terlepas dari kewajiban membayar zakat. Dia ingin menjatuhkan nama baik dan citra Nabi Musa, kemudian dia mengumpulkan tokoh tokoh konglomerat Bani Israil dan berkata kepada mereka : “Terhadap apa yang diperintahkan Musa, apakah kalian mematuhinya?. Sekarang dia hendak mengambil harta dari tangan kalian. Maka pikirkanlah suatu cara untuk menghindari perintahnya”.
Mereka menjawab : “Wahai Qarun engkau lebih besar dari kami. Kami akan melakukan apapun yang kau inginkan.”
Qarun berkata : “Panggilkan wanita yang nakal! Aku akan memberinya hadiah besar agar dia memfitnah Musa”.
Kemudian Qarun memberikan hadiah kepada wanita itu sebesar seribu dinar dan berjanji akan menjadikannya istri. Keesokan harinya, Qarun mengumpulkan Bani Israil. Setelah itu, Qarun menghadap kepada Nabi  Musa seraya berkata : “Orang-orang menanti kedatangan Anda. Sampaikanlah saran dan nasihat kepada mereka”. Nabi Musa keluar dari rumahnya dan mulai menyampaikan nasihat kepada umatnya.
Di antara nasihatnya, beliau berkata : “Barang siapa yang mencuri, maka aku akan memotong tangannya. Barang siapa yang memfitnah, maka aku akan mencambuknya sebanyak 70 kali. Barang siapa yang tidak mempunyai istri dan dia berbuat zina, maka aku akan mencambuknya sebanyak 70 kali. Adapun barangsiapa yang memiliki istri dan dia berbuat zina. Maka ia akan dirajam hingga mati.”
Qarun berkata : “Meskipun Anda sendiri yang melakukannya (berbuat zina)?”. Nabi Musa menjawab : “Ya, meskipun saya sendiri”.

Maka Qarun memanggil wanita nakal yang telah dibayarnya, dan wanita itu di depan Mabi Musa dan Bani Musa mengaku sedang hamil karena berhubungan badan dengan Nabi Musa. 
Maka marahlah Nabi Musa atas fitnah kejam yang diarahkan kepadanya. Sepontan Nabi Musa melakukan sholat dua rakaat lalu mendatangi wanita itu dan menyumpahnya agar mengatakan siapa yang menyuruhnya. 
Wanita itu menjadi takut dan bergemetar di depan Nabi Musa dan mengaku bahwa yang menyuruhnya adalah Qarun. Lalu wanita itu bertaubat dan meminta maaf kepada Nabi Musa. 
Seketika itu Nabi Musa bersujud seraya berdoa kepada Allah agar menimpakan adzab kepada Qarun. Allah memberi wahyu kepada Musa bahwa bumi telah dijadikan tunduk terhadap perintah Musa. 
Kemudian Musa berkata kepada bumi : “Wahai bumi telanlah Qarun beserta kekayaannya!”. Maka segeralah Qarun dan gudang-gudang kekayaan beserta seluruh isinya amblas ditelan bumi. Peristiwa tersebut di atas disebutkan di dalam Al-Qur’an pada ayat-ayat berikut :

 إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَى فَبَغَى عَلَيْهِمْ وَآَتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ ٧٦

76. Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri”.
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ ٧٧

77. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِندِي أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِن قَبْلِهِ مِنَ القُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعاً وَلَا يُسْأَلُ عَن ذُنُوبِهِمُ الْمُجْرِمُونَ ٧٨
78. Qarun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.

فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنيَا يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ  ٧٩

79. Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar”.

وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِّمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحاً وَلَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الصَّابِرُونَ ٨٠

80. Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar”.

فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِن فِئَةٍ يَنصُرُونَهُ مِن دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ المُنتَصِرِينَ ٨١

81. Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).

وَأَصْبَحَ الَّذِينَ تَمَنَّوْا مَكَانَهُ بِالْأَمْسِ يَقُولُونَ وَيْكَأَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَوْلَا أَن مَّنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا وَيْكَأَنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ ٨٢

82. Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu. berkata: “Aduhai. benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (ni`mat Allah)”.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »