Umumnya umat beragama meyakini bahwa manusia yang meninggal akan mendapat balasan dan menempati tempat masing-masing di Akhirat. Bagi yang beriman dan melakukan banyak amal baik akan ditempatkan di tempat yang indah bernama Surga, sedangkan manusia yang banyak melakukan dosa dan maksiat akan dibalas di sebuah tempat mengerikan yang bernama Neraka.
Sebagaimana tercantum dalam Al Qur'an QS. Ar-Rum (15-16) Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka mereka di dalam taman (surga) bergembira. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami (Al Quran) serta (mendustakan) menemui hari akhirat, maka mereka tetap berada di dalam siksaan (neraka).
Dalam ajaran Islam, sebelum dimasukan ke surga atau neraka, setiap manusia kelak akan ditimbang amalnya untuk mengetahui manakah yang lebih berat antara amal baik dan buruk. Bukan hanya itu, setiap manusia juga akan diberikan catatan setiap perbuatannya yang pernah dilakukan saat hidup di dunia.
Sebagaimana tercantum dalam Al Qur'an QS. Ar-Rum (15-16) Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka mereka di dalam taman (surga) bergembira. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami (Al Quran) serta (mendustakan) menemui hari akhirat, maka mereka tetap berada di dalam siksaan (neraka).
Dalam ajaran Islam, sebelum dimasukan ke surga atau neraka, setiap manusia kelak akan ditimbang amalnya untuk mengetahui manakah yang lebih berat antara amal baik dan buruk. Bukan hanya itu, setiap manusia juga akan diberikan catatan setiap perbuatannya yang pernah dilakukan saat hidup di dunia.
Namun bagaimana bila jumlah amal baik dan amal buruk yang dilakukannya seimbang. Dimanakah ia akan ditempatkan kelak ?
Menurut pendapat sebagian Ulama, ternyata mereka akan ditempatkan disebuah tempat bernama A'raf atau Bukit A'raf. Disebut bukit Araf untuk menunjukan tingginya tempat itu. Sehingga penghuninya yang disebut sebagai Ashabul A'raf bisa melihat penghuni Surga atau Neraka.
Sebagaimana tercantum dalam Al Qur'an, Surat al-A’raf (46–48) :“Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada batas; dan di atas A’raaf itu ada orang-orang yang mengenal masing-masing dari dua golongan itu dengan tanda-tanda mereka. dan mereka menyeru penduduk surga: “Salaamun ‘alaikum“. mereka belum lagi memasukinya, sedang mereka ingin segera (memasukinya). Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang zalim itu. Dan orang-orang yang di atas A’raaf memanggil beberapa orang (pemuka-pemuka orang kafir) yang mereka mengenalnya dengan tanda-tandanya dengan mengatakan: “Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang selalu kamu sombongkan itu, tidaklah memberi manfaat kepadamu.”(QS. Al A’raf 46-48)
Dalam beberapa hadist juga bisa ditemukan penjelasan mengenai hal tersebut.
Al-Hafidz Ibn Mardawaih meriwayatkan daripada Jabir bin Abdullah r.a. katanya: Rasulullah s.a.w. telah ditanya mengenai orang-orang yang kebaikan dan kejahatannya sama berat. Baginda s.a.w. menjawab: “Mereka itu adalah ashab al-A’raf. Mereka belum lagi masuk Syurga, padahal mereka ingin sangat memasukinya.”
Ibnu Mas’ud berkata: “Pada hari kiamat manusia dihisab, barang siapa yang kebaikannya sedikit lebih banyak dari keburukannya maka ia masuk surga, barang siapa yang keburukannya sedikit lebih banyak dari kebaikannya maka ia masuk neraka”. Kemudian beliau membaca firman Allah pada surat Al-A’raf 8-9. Kemudian ia berkata: “Sesungguhnya timbangan akan menjadi ringan dengan amal meskipun sekecil zarrah, begitu juga sebaliknya, ia bisa menjadi berat dengannya.” Kemudian beliau berkata lagi : “Barang siapa yang kebaikan dan keburukannya seimbang (sama) maka ia adalah ashabul A’raf,…”. (Tafsir Ath-Thabari, 12/454)
Lalu berapa lama mereka akan tinggal di A'raf ?
Bila orang kafir kekal di Neraka sebagaimana orang Beriman yang kekal di Surga, namun Ashabul A'raf tidaklah selamanya berada di A'raf.
Bila orang kafir kekal di Neraka sebagaimana orang Beriman yang kekal di Surga, namun Ashabul A'raf tidaklah selamanya berada di A'raf.
Ibnu Abbas berkata : “Sesungguhnya Allah memasukkan Ashabul A’raf kedalam surga, yaitu Allah berfirman yang artinya: “Masuklah kalian kedalam surga, tidak ada ketakutan bagi kalian, dan janganlah kalian bersedih hati”.”
Adh-Dhahak berkata : “Sesungguhnya Allah memasukkan ashabul a’raf kedalam surga setelah ahli surga memasukinya, yaitu firmanNya yang artinya : “Masuklah kalian kedalam surga, tidak ada ketakutan bagi kalian dan janganlah kalian bersedih hati”.” Seperti hal ini juga dikatakan oleh As-Sudi. Ashabul A’raf merupakan salah satu golongan yang akan mendapat syafa’at dari Nabishalallahu alaihi wa sallam. Imam Ath-Thabarani meriwayatkan, bahwa Ibnu Abbas berkata: Orang-orang yang berlomba-lomba dalam kebajikan memasuki surga dengan tanpa hisab, orang yang pertengahan memasuki surga dengan rahmat Allah, dan orang yang menzalimi diri mereka sendiri dan ashabul a’raf mereka masuk surga dengan syafa’at dari Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam.” (Al-Mu’jam Al-Kabir Lith-Thabrani, 9/391, no 11292)