Bagi yang hendak berbelanja di Pasar Jatinegara Jakarta mungkin pengalaman saya bisa berguna buat anda. Terutama yang datang ke sana menggunakan sepeda motor.
Ceritanya sekitar setahun lalu saya hendak menjemput pacar (kini jadi istri) yang berbelanja di Pasar Jatinegara. Usai berbelanja kami pun menuju parkiran motor yang berada di pintu masuk pasar Jatinegara.
Namun saat memasukan kunci motor kok terasa sangat sulit seperti ada yang mengganjal. Saat diintip lubangnya ternyata dalam kunci motor terlihat rusak. Dalamnya terlihat per yang keluar dan serpihan kecil bekas ketokan. Seperti ada yang coba membobol dengan alat semacam obeng. Mungkin karena lubang kunciku berbentuk bintang membuat mereka gagal.
Apa iya motor ini ada yang mau mencuri. Selain kondisi parkiran yang ramai keluar masuk motor ditambah banyaknya tukang parkir, mustahil rasanya bila ada maling motor yang berani untuk mencuri di situ.
Akhirnya saya berkesimpulan kalau ini adalah perbuatan oknum tukang parkir. Atau pencuri yang bersekongkol dengan tukang parkir. Kecurigaan semakin besar ketika coba bertanya kepada tukang parkir di situ nampak tidak terlihat keterkejutan di wajahnya.
Bingung harus bagaimana kecuali hanya bisa mencoba memasukan kunci berkali-kali. Hingga seorang tukang parkir lain menghampiri. Ia memberitahu kalau ia punya kenalan tukang kunci dekat situ.
Tanpa basa basi kusetujui tawarannya dan benar saja tidak lama datang seorang lelaki membawa kotak peralatan.
Langsung saja saya minta ia memperbaiki kunci tanpa ditanya harga. Bukan apa-apa, kalau ditanya dulu dan harga tidak cocok nanti malah repot kalau dia pergi. Kalau sudah selesaikan urusan belakang apapun yang terjadi.
Kurang dari sejam akhirnya motorpun bisa dihidupkan dengan menyambung langsung kabelnya setelah membongkar lubang kunci motor. Artinya saya harus tetap ke bengkel untuk membeli kunci baru.
Kuat dugaan saya tadi, pasti ia akan minta upah semaunya. Benar saja ia minta bayaran Rp 80.000. Saya keluarkan dompet lalu saya bilang kalau saya cuma punya uang Rp 40.000. Terlihat muka dia yang terlihat marah. Ia pun ngotot untuk upah yang dia minta sambil melotot menakuti.
Oh iya sebelumnya saya sempat melakukan persiapan. Saat dia membongkar kunci buru-buru saya pisahkan uang di dompet dan saya sisakan Rp 40.000 tanpa sepengetahuan dia. Walaupun akhirnya menyesal karena seharusnya disisakan Rp 10.000 saja.
Saya jelaskan dan saya perlihatkan padanya kalau uang saya cuma segitu. Tapi sialnya dia tetap pasang muka sangar melotot seperti tersinggung.
Dipelototi malah membuat saya justru terpancing emosi dan balik melototi dia. Dalam hati sebenarnya ingin ambil helm lalu saya hantamkan ke kepalanya. Karena sangat yakin bahwa dialah yang sengaja merusak lalu berpura-pura membantu supaya dapat uang.
Tapi untunglah niat bodoh itu tidak dilakukan mengingat resiko mati konyol dikeroyok teman-temannya. Apalagi itu dikampung orang, mungkin kalo kampung sendiri lain ceritanya.
Akhirnya saya cuma bilang "bang, saya kena musibah dan terima kasih sudah abang tolong. Kalau abang punya bengkel lalu saya datang ke situ tanpa bawa uang maka bolehlah abang marah. Tapi inikan musibah yang saya sendiri gak siap dan gak bawa duit".
Muka dia terlihat mulai bimbang, mungkin menurutnya alasan saya bisa diterima.
Saya katakan lagi "bang sekarang liat jarum bensin saya. Uang ini tadinya buat beli bensin dan makan, tapi gak apa-apa saya minta untuk bensin aja ya".
Akhir cerita setelah agak alot bernegosiasi ia mau juga menerima uang cuma Rp 30.000 :)
Dari situ saya segera ke bengkel untuk pasang kunci baru seharga Rp 150.000 :( Sialan.. Ilang 180 duit gw jadinya..
Saya berhitung kalau dalam sehari ada 10 motor saja yang dikerjai, maka mereka akan meraih untung Rp 800.000. Berarti sebulan dapat 24 juta.. Wow 24 juta hanya bermodal obeng. Lebih mudah dan besar hasilnya dibanding mencuri motor.
...........
Beberapa minggu kemudian pacar saya kembali minta jemput di pasar Jatinegara.
Namun kali ini saya menjemput lebih cepat dan memilih menunggu di areal parkir tidak ikut masuk. Maksud hati ingin mengawasi apa ada motor yang dikerjai juga disitu. Niatnya kalau kepergok maka akan saya hajar lalu teriakin maling supaya kapok dia. Saya cari posisi agak terhalang tiang supaya penjahat itu tidak tau ada yang mengawasi.
Hampir sejam ternyata tidak terlihat juga penjahat itu. Kesal juga rasanya capek-capek mengintai tanpa hasil. Namun ternyata ada sesuatu yang saya baru fahami disitu.
Pasar Jatinegara adalah pasar yang sangat ramai. Pengunjung yang bukan hanya dari daerah Jakarta tapi juga kota lain membuat parkiran menjadi padat bahkan membeludak hingga ke jalan raya. Motor yang keluar masuk membuat tukang parkir hampir tidak bisa diam. Mereka menggeser-geser motor agar motor lebih rapat. Tidak jarang mereka selalu memindah-mindahkan motor saat ada motor yang keluar atau masuk.
Ada satu hal yang jadi perhatian, saat kita parkir mereka selalu berpesan agar kita tidak mengunci stang motornya. Awalnya saya kira itu hanya untuk motor saya karena posisinya yang menghalangi motor lain. Namun saya perhatikan ternyata hampir setiap motor yang parkir dipesan begitu.
Jadi teringat waktu itu saat kunci motor saya rusak. Karena saat itu tidak mendengar pesannya sehingga motor dikunci stang.
Mungkinkah karena itu sehingga motor saya dikerjai.?
Atau itu memang sudah jadi kerja sampingan mereka.?
Wallaahu a'lam