Miris, Seorang Muslimah Didenda di Prancis Karena Berjilbab di Pantai



Prancis - Hanya karena mengenakan jilbab seorang muslimah didatangi beberapa polisi. Polisi tersebut memberitahu bahwa pakaiannya tidak sesuai dan meminta melepas burkininya. Meski wanita tersebut mengatakan tidak berenang hanya berjalan-jalan di pantai bersama dua anaknya.

Siam, 34 tahun, mengatakan dia tidak mengenakan burkini tapi jilbab yang menutupi rambutnya, legging, dan baju tunik.

“Saya tidak bermaksud untuk berenang, hanya berjalan-jalan dan membasahi kaki saja,” kata Siam pada situs web berita L’Obs.

Sementara itu sekelompok orang yang menyaksikan hal tersebut ikut memanaskan suasana dengan berteriak "Pulang ke rumahmu”.

Karena tidak merasa bersalah, Siam pun menolak perintah polisi tersebut yang akhirnya berujung denda US$12,45 (sekitar Rp165.000).

Ia mengatakan, pada saat itu orang-orang berkumpul menyoraki dan mengatakan agar Siam “Pulang ke rumah” sambil mengatakan, “Di sini kami beragama Katolik!”.

“Kata-kata rasis yang dilontarkan sangat membabi buta. Saya tak mampu berbicara apa-apa” kata Siam.

Dia mengatakan kepada petugas ‘rasis’ itu hanya ingin mempermalukan dirinya di depan anak-anak dan seluruh anggota keluarga lain, meskipun ia bahkan tidak mengenakan burkini yang dimaksud.

“Karena orang-orang (militan) yang tak ada kaitannya dengan agama saya telah membunuh, saya tak punya hak lagi untuk ke pantai.! Sekarang kami dilarang ke pantai, besok-besok apa kami dilarang keluar di jalanan?” sesalnya.

Foto Suster di Pantai
Sebelum ini, seorang Imam dari Florence Italia telah memposting gambar-gambar yang menjadi heboh. Beberapa foto biarawati sedang bersenang-senang bermain air di pantai setempat.
Foto-foto tersebut diunggah Imam Izzeddin Elzir melalui akun Facebook nya, dengan menyerukan dialog tentang burkini yang sedang diperdebatkan,  namun tak lama akun yang bersangkutan diblokir.
Imam Izzeddin Elzir adalah salah satu pemimpin agama paling menonjol di komunitas Islam di Italia.
“Saya memposting gambar untuk membuktikan bahwa nilai-nilai Kristen dan Muslim tidaklah berbeda,” ujar Elzir, kepada IBTimes, Selasa (23/08/2016).
“Foto membuktikan bahwa perempuan Muslim dan para biarawati berpakaian dengan cara tertentu. Jika Anda melihat gereja, jika Anda pergi ke Galeri Uffizi di Florence, Anda akan melihat bahwa Perawan Maria menggunakan baju tertutup. Konsep ini meliputi diri sendiri, dengan cara yang damai dan tanpa menyinggung orang lain, ini juga hadir dalam akar Eropa,” tambahnya.


FB: Izzeddin Elzir
“Beberapa (foto) menunjukkan para biarawati memilih menutup pakai sementara wanita Muslim tidak punya pilihan, tapi ini tidak benar. Perempuan Muslim tidak tertindas, dan kami mendorong siapapun yang sedang tertindas untuk segera melaporkannya. Kami mengutuk siapapun yang membatasi kebebasan orang lain.”
Foto-foto Imam Elzir yang menunjukkan sikap ganda Negara Eropa terhadap para Muslimah ini secara cepat menyebar dan mendapat perhatian media massa. Menurutnya, larangan burkini hanyalah upaya untuk menyembunyikan masalah sesungguhnya yang terjadi di Negara Eropa.
Ini bukan pertama kalinya pakaian perempuan yang dikaitkan dengan ‘Islam radikal’ dibatasi di Prancis. Tahun 2011 Negara ini  menjadi negara pertama di Eropa yang melarang burka atau jilbab yang menutup seluruh wajah penuh, serta niqab jilbab yang menutupi sebagian muka.
Aturan penggunaan burka dan niqab di tempat umum dimulai tahun 2004 dengan pengawasan ketat atas simbol keagamaan di sekolah yang dikelola negara.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »